KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan - Pada hari ini Kamis (21/10/2021) bertempat di pendopo Kecamatan Pragaan diadakan rapat evakuasi capaian vaksinasi di kecamatan Pragaan. Hadir semua Kepala Desa se Kecamatan Pragaan.
Pada kesempatan itu Dandim 0827 Sumenep Letkol Infantri Nur Chalis, A.Md. mengatakan bahwa PPKM Sumenep turun lagi setelah sebelumnya naik. Sebabnya minimnya capaian vaksinasi.
"Kenapa ukurannya vaksinasi?, karena ini soal kekebalan tubuh dari ancaman virus. Kekebaln tubuh berkait kekebalan kelompok," ujarnya.
Kerja peningkatan vaksinasi memang capek, ungkapnya. Tapi ini soal kepuasan batin, jika warga sehat dan capaian vaksinasi maksimal, kita juga yang puas karena membantu warga.
"Ini program pemerintah. Kita ini anak negara yang punya kewajiban dan tanggung jawab negara untuk menyelamatkan warga dari bahaya pandemi", ujarnya lagi.
Kita punya amanah yang sama. Apakah amanah itu sudah dipertanggung jawabkan dengan baik apa tidak, semua terserah kita.
Jangan mikir yang ribet-ribet, Vaksin itu aman dan halal, beri pengertian warga.
Dirinya mengakui memang banyak gangguan berita hoax, tapi jangan menyerah, warga terus diedukasi agar aman. Solusi vaksinasi bukan hanya di Indonesia tapi juga di semua negata.
"Kalau tidak aman vaksinasi di negara lain, tak mungkin ada piala eropa", tandasnya.
Beliau sadari banyak video yang viral beredar memprovokasi, kita harus lawan dengan logika dan data, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk kerja melempem dan mandeg, tidak mendorong masyarakat.
Bukankah kemana-mana diluar layanan publik memakai sertifikat vaksinasi, ini menyulitkan diri sendiri. Ayo dorong mumpung saat ini vaksin gratis, vaksin belakangan agak susah, ketersediaan makin menipis, mungkin nanti bisa berbayar.
"Kita ikut berdosa karena kita tidak mengarahkan warga yang baik", tambahnya.
Beliau sitir pesan Bung Karno, bahwa perjuangan hari ini lebih mudah karena nelawan penjajah, tapi perjuanganmu nanti melawan bangsamu sendiri jauh lebih sulit.
Gunanya vaksinasi, katanya, tiada lain untuk mencapai Herd immunity. Jika itu sampai, akan makin lancar kegiatan masyarakat. Tak usah menyerah dengan situasi, jangan kendor lagi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya menyampaikan bahwa sebenarnya target vaksinasi bukan 50 %, tapi terus bergerak sampai 100% pada tahapan dosis kedua.
Tujuan vaksinasi, katanya, bukan semata untuk gawe Pilkades tapi untuk Herd Immunity, minimal berada di angka 50% di bulan ini.
Dalam kondisi PPKM sesuai ketentuan, Satgas Covid-19 bukan tidak bisa membubarkan kerumunan hajatan, tapi langkah itu penuh beban mental berkaitan warga sendiri. Sementara sisi lain ini adalah perintah dari adanya sebuah aturan. Aturan ini diciptakan untuk dipatuhi.
"Lalu pa yang membuat ribet kita, bukan aturan tapi fikiran kita sendiri sibuk dengan hoax diluar kita, sementara pemerintah sudah menjamin vaksinasi aman," ujarnya mantap.
Pemerintah itu bagi rakyatnya ibarat orang tua bagi anak-anaknya.
"Tak mungkin ada orang tua mau menjerumuskan anak-anaknya," ujarnya.
Tugas kita melaksanakan percepatan vaksinasi. Tak ada yang berbeda dari kita, yang berbeda hanya semangat saja. Karena itu kita datang untuk menyamakan semangat, supaya capaian vaksinasi maksimal.
"Disini Forpimka sudah sinergis. Tanpa ada sinergitas tak akan sukses," tambahnya lagi.
Dulu Pragaan sudah bagus percepatannya. Jangan ngedrop lagi. Tahap I dalam bulan ini capaiannya diupayakan mencapai 50% lalu terus naik dan naik lagi ke angka 100%.
"Kita tak ingin ada gelombang ketiga, solusinya hanya capaian vaksinasi ditingkatkan untuk mencapai kekebalan kelompok." Pungkasnya. (Zbr/Bdr).
Pada kesempatan itu Dandim 0827 Sumenep Letkol Infantri Nur Chalis, A.Md. mengatakan bahwa PPKM Sumenep turun lagi setelah sebelumnya naik. Sebabnya minimnya capaian vaksinasi.
"Kenapa ukurannya vaksinasi?, karena ini soal kekebalan tubuh dari ancaman virus. Kekebaln tubuh berkait kekebalan kelompok," ujarnya.
Kerja peningkatan vaksinasi memang capek, ungkapnya. Tapi ini soal kepuasan batin, jika warga sehat dan capaian vaksinasi maksimal, kita juga yang puas karena membantu warga.
"Ini program pemerintah. Kita ini anak negara yang punya kewajiban dan tanggung jawab negara untuk menyelamatkan warga dari bahaya pandemi", ujarnya lagi.
Kita punya amanah yang sama. Apakah amanah itu sudah dipertanggung jawabkan dengan baik apa tidak, semua terserah kita.
Jangan mikir yang ribet-ribet, Vaksin itu aman dan halal, beri pengertian warga.
Dirinya mengakui memang banyak gangguan berita hoax, tapi jangan menyerah, warga terus diedukasi agar aman. Solusi vaksinasi bukan hanya di Indonesia tapi juga di semua negata.
"Kalau tidak aman vaksinasi di negara lain, tak mungkin ada piala eropa", tandasnya.
Beliau sadari banyak video yang viral beredar memprovokasi, kita harus lawan dengan logika dan data, jangan jadikan itu sebagai alasan untuk kerja melempem dan mandeg, tidak mendorong masyarakat.
Bukankah kemana-mana diluar layanan publik memakai sertifikat vaksinasi, ini menyulitkan diri sendiri. Ayo dorong mumpung saat ini vaksin gratis, vaksin belakangan agak susah, ketersediaan makin menipis, mungkin nanti bisa berbayar.
"Kita ikut berdosa karena kita tidak mengarahkan warga yang baik", tambahnya.
Beliau sitir pesan Bung Karno, bahwa perjuangan hari ini lebih mudah karena nelawan penjajah, tapi perjuanganmu nanti melawan bangsamu sendiri jauh lebih sulit.
Gunanya vaksinasi, katanya, tiada lain untuk mencapai Herd immunity. Jika itu sampai, akan makin lancar kegiatan masyarakat. Tak usah menyerah dengan situasi, jangan kendor lagi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kapolres Sumenep AKBP Rahman Wijaya menyampaikan bahwa sebenarnya target vaksinasi bukan 50 %, tapi terus bergerak sampai 100% pada tahapan dosis kedua.
Tujuan vaksinasi, katanya, bukan semata untuk gawe Pilkades tapi untuk Herd Immunity, minimal berada di angka 50% di bulan ini.
Dalam kondisi PPKM sesuai ketentuan, Satgas Covid-19 bukan tidak bisa membubarkan kerumunan hajatan, tapi langkah itu penuh beban mental berkaitan warga sendiri. Sementara sisi lain ini adalah perintah dari adanya sebuah aturan. Aturan ini diciptakan untuk dipatuhi.
"Lalu pa yang membuat ribet kita, bukan aturan tapi fikiran kita sendiri sibuk dengan hoax diluar kita, sementara pemerintah sudah menjamin vaksinasi aman," ujarnya mantap.
Pemerintah itu bagi rakyatnya ibarat orang tua bagi anak-anaknya.
"Tak mungkin ada orang tua mau menjerumuskan anak-anaknya," ujarnya.
Tugas kita melaksanakan percepatan vaksinasi. Tak ada yang berbeda dari kita, yang berbeda hanya semangat saja. Karena itu kita datang untuk menyamakan semangat, supaya capaian vaksinasi maksimal.
"Disini Forpimka sudah sinergis. Tanpa ada sinergitas tak akan sukses," tambahnya lagi.
Dulu Pragaan sudah bagus percepatannya. Jangan ngedrop lagi. Tahap I dalam bulan ini capaiannya diupayakan mencapai 50% lalu terus naik dan naik lagi ke angka 100%.
"Kita tak ingin ada gelombang ketiga, solusinya hanya capaian vaksinasi ditingkatkan untuk mencapai kekebalan kelompok." Pungkasnya. (Zbr/Bdr).