Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Habib Abdul Qadir Bin Zaid Baabud Jelaskan Sabar Hadapi Musibah di Milad Nahjul Musthofa Ke-9

Selasa, 07 Desember 2021 | 18.20 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-07T11:21:30Z

KIMKARYAMAKMUR.COM, Prenduan - Senin malam (06/12)2021), di Milad Nahjul Musthafa, Habib Abdul Qadir Bin Zaid Ba'abud dari Probolinggo menjelaskan tentang sabar dengan musibah terutama menghadapi Erupsi Gunung Semeru yang banyak memakan korban jiwa.

Di awal ceramah beliau menghimbau jama'ah untuk tidak jauh-jauh dari majelis ulama, karena Allah SWT. tidak menciptakan majelis yang lebih mulia ketimbang majelis ilmunya ulama.

Al-Habib Ali Al Habsyi, dalam ceritanya mengatakan bahwa kalau aku disuruh memilih untuk ada di surga yang penuh kenikmatan, atau ada di majelis ilmu beliau lebih memilih berada di majelis Ilmu.

"Kenapa? Karena kalau surga adalah kenikmatan sebab rahmat Allah SWT dan itu ada di akhirat. Kalau majelis ilmu, sejak di dunia sudah ada kenikmatan. Sudah ada surga sebelum masuk surga yang sebenarnya,' ujarnya khidmat.

Beliau juga menyitir dawuh Habib Abu Bakar bin Abdullah Al Athas, bahwa kalau ada guru menyampaikan amanat pada pencintanya yang jauh, dikirim lewat santri untuk menyampaikan kepada yang berhak menerimanya meskipun jaraknya jauh, lalu ilmu itu diamalkan, maka itu akan menjadi amal shaleh dan menjadi jalan untuk masuk surga.

"Orang yang ziarah kepada orang shaleh akan dihapus dosanya, atau mendapat derajat maqamnya orang shaleh tersebut," tambahnya lagi.

Berkaitan dengan musibah yang menimpa saudara kita di Lumajang sebab Erupsi Gunung Semeru, beliau katakan bahwa kalau ada saudara tertimpa musibah kita harus berpegang pada tiga perkara.
Pertama, doakan mereka agar mereka sabar.

"Doa yang paling afdal doa dalam majelis. Doakan mereka agar diangkat derajatnya dan diberi kekuatan dan kesabaran. Sabar itu menanti kelapangan dari Allah," jelasnya.

Kedua, melebur di dalam kesusahan tanpa menunjukkan derita agar rela dengan takdir Allah.

"Pahala yang kita dapatkan ketika kita kena musibah dapat melupakan derita yang kita rasakan," ujarnya.

Sayyidina Abdullah Bin Mubarok, pernah berkata bahwa musibah itu satu, tapi kalau kita mengeluh menjadi dua musibah. Yang pertama derita karena mendapat musibah itu, kedua, pahalanya dihilangkan oleh Allah karena kita selalu mengeluh.

Ketiga, tidak mengeluh, menahan diri dari menentang takdir Allah SWT. Menahan lisan untuk tidak mengeluh, menahan anggota badan untuk tidak memberontak.

Beliau mengajak jama'ah untuk selalu sabar menghadapi musibah.

"Sabar semua ada hikmahnya. Musibah itu dalam agama, bukan karena kita miskin, bukan karena kita kena bencana, tapi musibah sebenarnya kalau kita kehilangan agama," ungkapnya mantap

Ada cerita, ungkapnya, dua orang mengadu nasib dengan memancing, orang Islam dan orang kafir. Orang kafir begitu mengumpan pancing langsung kena ikan besar, sementara orang Islam tak dapat apa-apa. Ia bertanya atas kondisinya. Jawabannya meski orang Islam tak dapat rezeki di dunia ia akan mendapatkan surga kelak. Sedangkan orang kafir yang sudah mendapatkan kenikmatan di dunia maka di akhirat tak akan mendapatkan apa-apa.

Beliau memberikan cara menghadapi musibah, salah satunya dengan menghilangkan sesuatu itu dari pikiran kita dengan perkara lain. Selanjutnya banyak berdzikir.

"Berzikirlah, angkat kepala ke langit, sebutlah nama "Allah"," tambahnya

Selain zikir tersebut beliau juga mengijazahkan dzikir "Lailahaillah" sebanyak 12 kali, lalu dzikir "Allah" sebanyak 12 kali, lalu dzikir "Hu" sebanyak 12 kali. Ijazah fatihahnya dipersembahkan kepada Habib Abdullah al-Aydrus bin Abu Bakar as- Sakran.

Cara menghadapi musibah lainnya adalah dengan prasangka baik kepada Allah. Selain itu juga beliau sarankan untuk sering-sering memandang wajahnya orang shaleh.

"Jangan kira erupsi gunung Semeru semata karena bencana alam, bukan karena gunungnya tapi karena dosa-dosa kita," tuturnya.

Bala' datang salah satunya karena selalu memandang barang haram.
Juga karena kita kurang mendidik anak dalam hal shalat dan ucapan yang baik dan santun.

Kalau kena musibah, sambungnya, hal baik yang bisa kita lakukan adalah banyak bersedekah.

"Shadaqah itu manfaat kepada apa yang telah dan akan turun. Kalau yang akan turun nikmat membuat nikmat semakin indah, kalau bala yang akan turun, maka dijauhkan dari diri kita" ujarnya.

Pada kesempatan itu pula beliau melelang sarung, jubah, sorban dan kaos dalam beliau. Dari lelang itu menghasilkan uang sebesar Rp. 19.000.000; belum lagi kotak koin yang dijalankan kepada jamaah. (Zbr/@wi).

×
Berita Terbaru Update