Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bentuk PARNU Darus Salam Desa Karduluk, MWCNU Pragaan Ingatkan Barisan Ulama

Senin, 07 Februari 2022 | 14.29 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-07T07:29:37Z

KIMKARYAMAKMUR.COM, Karduluk - Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC-NU) Pragaan Kabupaten Sumenep hari Ahad malam (06/02/2022) membentuk Pengurus Anak Ranting (PAR) NU Darus Salam di dusun Blajut Desa Karduluk Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep.

Acara dihadiri oleh Wakil Ketua MWC NU Pragaan K. Jamali Salim, Sekretaris MWC NU Pragaan K. Hambali, pengurus ranting NU Karduluk K. Luqman Hamdi serta Wakil Ketua PCNU Sumenep Ustad Ahmad Zubairi Karim.

Dalam arahannya Wakil Ketua MWC NU Pragaan K. Jamali Salim mengatakan bahwa peng-akaran struktur Nahdlatul Ulama sampai ke tingkat dusun untuk merapatkan barisan menghadapi berbagai tantangan jam'iyah kekinian. Selain itu untuk merangkul warga NU di akar rumput yang belum sepenuhnya ideologis dalam gerakan. Gaya Islam yang ramah dan santun, menurutnya harus terus dipelihara sebagai gaya dakwah ke-NU-an yang merupakan warisan nabi.

"Khalid bin Walid misalnya memerangi nabi tapi akhirnya bersama nabi bahkan menjadi panglima perang nabi karena Islam diajarkan oleh nabi dengan ramah," ujarnya.

Selain itu beliau mengatakan bahwa kita ber-NU salah satunya karena kita sama berharap ingin diakui santrinya Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy'ari pendiri NU, yang berharap nantinya didoakan oleh beliau agar hidup husnul khatimah bersama keluarga kita.

Kepandaian dan kealiman, katanya, tidaklah menjadi jaminan kita hidup kita husnul khatimah. K. barshisha adalah contoh dalam kitab yang merasa alim sendiri, dan mengandalkan amal perbuatannya. Suatu saat ada orang tak dikenal beribadah lebih rajin bahkan mampu mengalahkan dirinya.

Dalam dialog dengan orang tak dikenal itu, K. Barshisha mendapatkan data bahwa ia rajin ibadah karena diawali dari banyak melakukan dosa bahkan dosa besar.

"Sampean tak mungkin tekun sepertiku beribadah, karena engkau tak pernah berbuat dosa. Coba lakukan dosa besar, membunuh, zina dan mabuk pasti ibadahnya nanti rajin," ujarnya.

Maka K. Barshisha pun tergoda dengan ajakan sedikit mabuk, ternyata ketika mabuk tak hanya sedikit, tapi mabuk banyak. Saat mabuk lalu berzina, dan akhirnya juga melakukan dosa membunuh untuk menghilangkan jejak perbuatan dosanya. Sampai akhirnya K. Barshisha dihukum mati. Sebelum dihukum mati ia digoda lagi untuk melepaskan agamanya bersujud tidak pada Allah tapi pada orang tak dikenal tersebut yang dijanjikan akan menyelamatkan hidupnya. Yang kita tahu kemudian orang tak dikenal itu adalah Iblis yang menyamar.

"Cerita itu adalah gambaran kita tak bisa mengandalkan amal, tapi mengandalkan pengabdian bersama ulama agar didoakan husnul khatimah dan kelak bersama ulama dibawah bendera KH. Hasyim Asy'ari," pintanya untuk bergabung dalam struktur PAR-NU Darus Salam Karduluk.

Beliau juga katakan bahwa mengejar harta dunia tak boleh menjadi tujuan hidup, karena "attakatsur" saling memperbanyak dan membanggakan harta tak akan pernah menemukan akhir "hatta zurtumul maqabir", sampai bertemu kematian.

Bukan menumpuk harta, tapi kita harus berusaha mencari satu pekerjaan sosial yang mungkin tampak sepele, yang justru hal sepele itulah yang menjadikan seorang ulama mendapatkan rahmat Allah.

"Gara-gara arrifqu bilhayawan (menyanyangi binatang), mengasihi lalat yang menumpang minum tinta salah seorang ulama, menjadikan ulama itu masuk sorga. Ternyata bukan karena amal ibadah ritualitasnya, tapi terkadang pekerjaan sosial kemanusiaan. Nah ikut NU mengurus agama dan sosial kemanusiaan," ujarnya.

Kita tak tahu amalan yang mana yang bisa menjadi perantara datangnya rahmat Allah SWT. Dalam ceritanya banyak ulama yang sengaja menyembunyikan diri dan amalnya dari manusia, ada juga yang terang terangan sebagai syiar agar jadi tauladan.

"Kita sama-sama tidak tahu yang mana amal kita yang diridhai Allah SWT. Barangkali bergabung dengan amal sosial ke-NU-an ini yang menarik tangan kita nanti ke surga," tambahnya.

Selanjutnya rapat PARNU dipimpin oleh Ustad Ahmad Zubairi Karim yang berdasarkan suara aklamasi memutuskan Rais Syuriyah Pengurus Anak Ranting (PAR) Nahdlatul Ulama Darus Salam dipercayakan kepada K. Jufri Su'ud, Katib ustad Abd. Rahiem, Ketua ustad Halifi, Sekretaris ustad Syaifur Rahman, Bendahara ustad Rahman H Syakir. (Zbr/Hb).

×
Berita Terbaru Update