KIMKARYAMAKMUR.COM, Pragaan - Kantor Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep hari ini Selasa (31/05/2022) memasang banner bulan bakti gotong di papan informasi halaman depan pendopo kecamatan Pragaan.
Informasi yang dipasang bertuliskan "Melalui momentum bulan bakti gotong royong masyarakat, kita wujudkan optimis Jatim Bangkit".
Penyebaran informasi bulan bakti gotong royong tersebut juga diikuti surat ke Kepala Desa Se Kecamatan Pragaan. Hal itu berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 411/567/435.112.4/2022, tanggal 23 Mei 2022, yang merupakan tindak lanjut Surat Edaran Penyelenggaraan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIX Propinsi Jawa Timur Tahun 2022.
Dalam surat ke desa disebutkan bahwa bulan bakti gotong royong ini diagendakan selama satu bulan penuh pada bulan Mei 2022. Dalam momentum Gotong royong ini, diharapkan Pemerintah Desa melibatkan seluruh elemen masyarakat dan lembaga kemasyarakatan seperti Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), Karang Taruna, RT/RW (Rukun Tetangga, Rukun Warga), LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Posyandu.
Camat Pragaan Heru Cahyono, S.STP. mengigatkan kepada semua warganya agar senantiasa peduli dan bergotong royong antar masyarakat satu dengan yang lain. Khususnya dengan tetangga dekat, agar saling peduli dan saling mengingatkan.
Kepada KIM Karya Makmur beliau menjelaskan bahwa Bulan Bakti Gotong Royong ini juga untuk meningkatkan kepedulian serta peran aktif masyarakat berdasarkan kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan.
"Ini momentum untuk menggelorakan semangat dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan yang berlandaskan pada keswadayaan warga, dari warga untuk warga. Warga harus mandiri," sambungnya.
Mantan Camat Masalembu ini juga menyebut bahwa gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak dulu, perlu untuk dilestarikan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperkuat integrasi sosial masyarakat.
"Budaya gotong royong itu bukan baru, ini salah satu warisan luhur nenek moyang dan menjadi ciri khas Bangsa Indonesia sejak dahulu," jelasnya.
Dia berharap, gotong royong dapat dimulai dari kesadaran keluarga sebagai unit masyarakat terkecil dengan cara membersihkan pekarangan sendiri, membersihkan jalan menuju masjid atau mushalla sendiri, mengajak tetangga dekat. Membersihkan jalan menuju ke pemakaman, memperhatikan pemagaran dan kebersihannya, serta merawat tradisi selamatan dan budayanya.
"Jika kesadaran datang dari dalam, insya Allah akan menggerakkan lingkungan yang lebih luas, menggerakkan desa, kecamatan, daerah dan wujud nyata membangun Indonesia secara umum." Pungkasnya. (Zbr/Hb).